Minggu, 19 Oktober 2025 Perhatian : Pengambilan berita kabarriau.net harus mencantumkan kabarriau, boleh krN, atau kami akan menuntut sesuai UU No.12 Thn 1997 tentang Hak Cipta
 
Kisah Kehidupan Yang Tak Banyak Orang Ketahui
AYU Bocah Kecil Di Sudut Peranap Yang Bertahan Hidup Demi Ibu
Sabtu, 18 Oktober 2025 - 10:54:31 WIB

Kabar Riau - Inhu
Di Tengah Dunia Yang Semakin Sibuk Dengan Diri Sendiri, Kisah Ayu Menjadi Cermin Kecil Bahwa Masih Banyak Anak-Anak Yang Berjuang Dalam Kesunyian



SHARE
   
 

Peranap-Indragiri Hulu

Di sudut sepi Kota Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, ada kisah yang jarang terlihat mata, apalagi tersentuh tangan. Di antara gubuk reyot dekat Tempat Pemakaman Umum (TPU), hidup seorang bocah perempuan bernama Ayu (11), siswi sekolah dasar yang memikul beban kehidupan jauh lebih berat dari usianya.

Ayahnya telah tiada sejak ia berusia tujuh tahun. Sejak saat itu, Ayu hanya hidup berdua bersama ibunya yang kini renta dan sakit-sakitan. Tak ada pilihan lain selain bertahan dan bekerja. Setiap hari sepulang sekolah, Ayu berjalan kaki menelusuri jalanan kota menjajakan kerupuk, keripik pisang, dan tisu kepada siapa saja yang mau membeli.

“Sehari dapat lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah. Uangnya buat beli beras sama ibu. Kalau lebih, aku tabung buat beli buku dan seragam sekolah, ”ucapnya lirih saat ditemui di pinggir jalan, menenteng tas kecil berisi dagangan.



Harga jual setiap bungkus hanya Rp500. Jumlah yang tampak tak berarti bagi banyak orang, namun bagi Ayu, setiap keping adalah harapan. Ia sudah dua tahun tak berganti seragam. Warna merah-putih yang dulu cerah kini pudar, penuh tambalan. Tapi seragam itulah yang ia jaga seolah harta paling berharga, simbol perjuangannya untuk tetap sekolah meski serba kekurangan.

“Aku mau terus sekolah, biar nanti bisa kerja dan ngobatin ibu, ”katanya dengan mata berkaca-kaca.

Setiap langkah kecilnya di jalan bukan sekadar mencari nafkah, tetapi juga mempertaruhkan nyawa. Lalu lintas padat, panas terik, dan bahaya dari kendaraan besar sudah menjadi teman sehari-hari. Namun, Ayu tetap tersenyum, seolah rasa lelah tak pernah singgah.

Warga sekitar mengaku sering melihat bocah itu berjualan hingga sore hari. “Anaknya sopan sekali, rajin, dan tak pernah mengeluh. Kadang kalau kami beli dagangannya, dia malah bilang terima kasih ya, Bu dengan senyum, ”tutur Siti, salah seorang warga setempat.

Di tengah dunia yang semakin sibuk dengan diri sendiri, kisah Ayu menjadi cermin kecil bahwa masih banyak anak-anak yang berjuang dalam kesunyian. Ia hidup dalam keterbatasan, tapi tak menyerah. Di pundak kecilnya, ada tanggung jawab besar yang ia tanggung dengan tabah.

Ayu hanya ingin dua hal: ibunya sembuh dan ia bisa terus sekolah. Harapan sederhana, namun di zaman yang serba egois, ketulusan sekecil itu seringkali terabaikan.**krN/Arifin

(54231) Dibaca

 
Komentar Anda :
 




 
Redaksi | Indeks Berita | RSS | Indeks Iklan Copyright © 2010-2023 by KabarRiau.net. All Rights Reserved